Bingung memilih jalan yang ingin kita lalui?Jalan mana yang akan kita pilih sebagai mahasiswa yang ingin maju dan kompeten dalam disiplin pondok?Yupz,, menjadi mahasantri berkualitas dengan porspek mantap di masa depan.
Mengutip dari tulisan yang dibagikan oleh rekan saya di organisasi, di kelas, bahkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan saya bagikan sekali lagi sebagai referensi renungan bagi kalian para mahasiswa yang ingin aktif spektakuler dalam akademik dan non akademik,, berikut ulasannya,,,
Sekedar catatan,, ini adalah kutipan dari apa yang disampaikan oleh Ridho Muhammad, Mahasiswa Farmasi Universitas Indonesia selaku Sekjen ISMAFARSI 2014-2016
Mengutip dari tulisan yang dibagikan oleh rekan saya di organisasi, di kelas, bahkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan saya bagikan sekali lagi sebagai referensi renungan bagi kalian para mahasiswa yang ingin aktif spektakuler dalam akademik dan non akademik,, berikut ulasannya,,,
Sekedar catatan,, ini adalah kutipan dari apa yang disampaikan oleh Ridho Muhammad, Mahasiswa Farmasi Universitas Indonesia selaku Sekjen ISMAFARSI 2014-2016
Mengapa kita perlu balancing academic vs organization? Jawabannya sederhana karena kita ingin masa depan yang lebih baik, bukan? Sedikit mengutip Statement Donald Trump yang memaparkan empat hal yang membuat kita dapat menjadi pribadi yang baik dan amazing.Leadership Soft Skill (komunikasi, public speaking, Relasi, Kompetensi)
Empat hal ini belum pernah ditemukan dalam dunia pendidikan Indonesia secara penuh dan utuh (standar kompetensi kurikulum kita tidak mengacu kepada empat hal ini). Padahal dunia kerja membutuhkan empat hal ini. Hanya diakademis serta organisasilah kita dapat memenuhi komponen leadership, soft skill, relasi dan kompetensi. Leadership, softskill, relasi lebih banyak ditemukan di dunia organisasi bukan akademis. Itu kenapa dalam setiap undangan acara yang mengundang Ridho ke daerah-daerah Indonesia, Ridho berani katakan memimpin organisasi satu tahun itu melebihi 144 SKS yang diberikan dunia akademis perkuliahan.Buya Hamka dalam bukunya pernah berkata apa yang membedakan orang cerdas dengan orang pintar?
Orang pintar hanya memahami ilmu yang menjadi passionnya sedangkan orang cerdas lebih dari itu, ia dapat menyampaikan apa yang ada di benaknya serta mempengaruhi orang lain untuk mengikuti apa yang disampaikannya.
This is public speaking or softskill. Tidak banyak orang cerdas hari ini yang mumpuni ilmunya serta dapat berbagi dengan orang lain dengan gaya komunikasi yang baik dan diterima. Itu mengapa Indonesia hari ini seperti ini? Karena orang pintarnya hanya sibuk meng-upgrade diri tanpa membantu permasalahan bangsa dan memberi solusi. Sebaiknya orang yang biasa-biasa saja ingin berkontribusi justru menduduki posisi strategis dibangsa ini padahal kapasitas kompetensinya lemah.
Coba kita lihat dosen di universitas dari 22 kota yang Ridho kunjungi minim sekali yang memiliki public speaking yang baik padahal sumber ilmu salah satunya dari dosen. Mengapa kita harus aktif organisasi dan akademik bukan?Ridho mencoba mengutip Riset National Association of College and Employer, USA, 2010 yang melakukan riset terhadap 457 pimpinan perusahaan di Amerika. Hasilnya 20 kemampuan yang harus di upgrade :
1. Keahlian komunikasi
2. Kemampuan berperilaku jujur (integritas)
3. Kemampuan kerja sama
4. Kemampuan Interpesonal
5. Kemampuan penempatan diri/etika
6. Kemampuan menimbulkan motivasi dan inisiatif
7. Kemampuan beradaptasi
8. Daya analitik
9.Pengoperasian komputer
10. Kemampuan berorganisasi
11. Berorientasi pada detail
12. Kepemimpinan
13. Kemampuan meningkatakan percaya diri
14. Kemampuan berperilaku ramah
15. Kemampuan berperilaku sopan
16. Kemampuan bersikap bijaksaam
17. Kemampuan akademik Indeks Prestasi (IPK >3,0)
18.Kemampuan berpikir kreatif
19. Keahlian membawakan humor
20. Kemampuan emtreprenuer
Sumber : National Association of College and Employer, USA, 201020
Indikator ini dapat disederhanakan menjadi 4 pilar yang disampaikan Donalds Trump. Sederhananya 4 poin inilah yang harus di upgrade leadership, soft skill, relasi, kompetensi. Salah satunya mencoba aktif di akademik dan organisasi.Bagaimana cara aktif serta balance antara akademik dan organisasi?
Analisis permasalahan :
1. Akademik?
Berkaitan erat dengan laporan, jurnal, tugas praktikum, tugas se-abreg oleh dosen sehingga kita asyik dengan dunia tugas demi IPK lebih baik. Apalagi anak kesehatan tiada hari tanpa praktikum dan jurnal. Terkadang untuk melatih jiwa konpetitif dan meningkatkan kualitas karya kita dengan mendaftarkan diri dalam berbagai perlombaan saja sangat sulit karena tugas akademik yang banyak. Semester satu saja sudah dibebani oleh beban akademik yang besar sehingga membuat kita tidak ada waktu untuk aktif organisasi.
2. Organisasi atau komunitas? Nge bem, HMP, kepanitiaan, rapat membuat kita kebingungan mengatur waktu kita.Takut IPK turun, takut gak kepegang amanah
The way :
1. Find your passion
Jika seseorang yang mencintai pekerjaannya maka dia telah mendayagunakan potensinya untuk beraktifitas, Melaksanakan gagasan sekaligus mengaktualisasikan dirinya. Jangan ambil aktivitas yang tidak sesuai passionmu.
2. Menjadi muslim/musliimah produktif/rohani yang kuat
Aktivitas visi akhirat juga harus dibangun veperti sholat wakib, dhuha, tilawah. Hal ini sangat penting untuk menjaga niat dan energi semangatmu dalam menjalankan aktivitas.
Apalagi dengan sejuta kegiatanmu, pastinya stress, pressure, kesehatan akan terganggu maka dari itu KUATKAN IBADAH.
Ridho memegang prinsip : Bisa jadi apa yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik bagi-Nya. Dan terbaik bagi-Nya pasti terbaik untuk kita. Oleh karena itu kita harus selalu berserah diri kepada-Nya.
3. Produktif Sederhana = biasakan berpikir produktif,lakukan hal produktif sehingga produktif terpatri dalam sanubarimu.
4. Refleksi diri / evaluasi diri setiap harinya
Apakah sesuai dengan ekspektasi dan energi kita? Solusinya apa untuk esok yang lebih baik
5. Fokus disetiap aktivitas kita
Ketika sedang kuliah (fokus listen, write, review materi kuliah). Jika kamu termasuk sulit memahami pelajaran, Kolaborasi (belajar kelompok, diskusi). Ridho mengadopsi cara belajar Orang Jepang “Selalu membaca buku disaat jalan, di kereta, bus (alat transportasi) serta mendengarkan rekaman dosen memberikan materi yang sebelumnya kita rekam. Karena banyak waktu kita habis terpakai ditempat umum seperti keretan bus, menunggu antrian. Begitu juga dengan aktivitas lainnya USAHAKAN FOKUS. Di saat sedang rapat yaa jangan mengerjakan tugas akademik pun sebaliknya. Agar optimal hasilnya.
6. Terjadwal (Rancang Life Plan)
Jadwalkan!! Catat di buku agendamu, tempel di lemari belajar, share dengan teman sevisimu. Ridho rasa semua orang tahu resep ini. Apapun agendamu buat jadwal!! Tapi implementasinya sangat sulit. Cara sederhananya share jadwal aktivitasmu kepada teman sevisimu, alarm reminder, tempel dimeja belajar. Karena jadwal inilah yang membuat kamu akan selalu semangat
Empat hal ini belum pernah ditemukan dalam dunia pendidikan Indonesia secara penuh dan utuh (standar kompetensi kurikulum kita tidak mengacu kepada empat hal ini). Padahal dunia kerja membutuhkan empat hal ini. Hanya diakademis serta organisasilah kita dapat memenuhi komponen leadership, soft skill, relasi dan kompetensi. Leadership, softskill, relasi lebih banyak ditemukan di dunia organisasi bukan akademis. Itu kenapa dalam setiap undangan acara yang mengundang Ridho ke daerah-daerah Indonesia, Ridho berani katakan memimpin organisasi satu tahun itu melebihi 144 SKS yang diberikan dunia akademis perkuliahan.Buya Hamka dalam bukunya pernah berkata apa yang membedakan orang cerdas dengan orang pintar?
Orang pintar hanya memahami ilmu yang menjadi passionnya sedangkan orang cerdas lebih dari itu, ia dapat menyampaikan apa yang ada di benaknya serta mempengaruhi orang lain untuk mengikuti apa yang disampaikannya.
This is public speaking or softskill. Tidak banyak orang cerdas hari ini yang mumpuni ilmunya serta dapat berbagi dengan orang lain dengan gaya komunikasi yang baik dan diterima. Itu mengapa Indonesia hari ini seperti ini? Karena orang pintarnya hanya sibuk meng-upgrade diri tanpa membantu permasalahan bangsa dan memberi solusi. Sebaiknya orang yang biasa-biasa saja ingin berkontribusi justru menduduki posisi strategis dibangsa ini padahal kapasitas kompetensinya lemah.
Coba kita lihat dosen di universitas dari 22 kota yang Ridho kunjungi minim sekali yang memiliki public speaking yang baik padahal sumber ilmu salah satunya dari dosen. Mengapa kita harus aktif organisasi dan akademik bukan?Ridho mencoba mengutip Riset National Association of College and Employer, USA, 2010 yang melakukan riset terhadap 457 pimpinan perusahaan di Amerika. Hasilnya 20 kemampuan yang harus di upgrade :
1. Keahlian komunikasi
2. Kemampuan berperilaku jujur (integritas)
3. Kemampuan kerja sama
4. Kemampuan Interpesonal
5. Kemampuan penempatan diri/etika
6. Kemampuan menimbulkan motivasi dan inisiatif
7. Kemampuan beradaptasi
8. Daya analitik
9.Pengoperasian komputer
10. Kemampuan berorganisasi
11. Berorientasi pada detail
12. Kepemimpinan
13. Kemampuan meningkatakan percaya diri
14. Kemampuan berperilaku ramah
15. Kemampuan berperilaku sopan
16. Kemampuan bersikap bijaksaam
17. Kemampuan akademik Indeks Prestasi (IPK >3,0)
18.Kemampuan berpikir kreatif
19. Keahlian membawakan humor
20. Kemampuan emtreprenuer
Sumber : National Association of College and Employer, USA, 201020
Indikator ini dapat disederhanakan menjadi 4 pilar yang disampaikan Donalds Trump. Sederhananya 4 poin inilah yang harus di upgrade leadership, soft skill, relasi, kompetensi. Salah satunya mencoba aktif di akademik dan organisasi.Bagaimana cara aktif serta balance antara akademik dan organisasi?
Analisis permasalahan :
1. Akademik?
Berkaitan erat dengan laporan, jurnal, tugas praktikum, tugas se-abreg oleh dosen sehingga kita asyik dengan dunia tugas demi IPK lebih baik. Apalagi anak kesehatan tiada hari tanpa praktikum dan jurnal. Terkadang untuk melatih jiwa konpetitif dan meningkatkan kualitas karya kita dengan mendaftarkan diri dalam berbagai perlombaan saja sangat sulit karena tugas akademik yang banyak. Semester satu saja sudah dibebani oleh beban akademik yang besar sehingga membuat kita tidak ada waktu untuk aktif organisasi.
2. Organisasi atau komunitas? Nge bem, HMP, kepanitiaan, rapat membuat kita kebingungan mengatur waktu kita.Takut IPK turun, takut gak kepegang amanah
The way :
1. Find your passion
Jika seseorang yang mencintai pekerjaannya maka dia telah mendayagunakan potensinya untuk beraktifitas, Melaksanakan gagasan sekaligus mengaktualisasikan dirinya. Jangan ambil aktivitas yang tidak sesuai passionmu.
2. Menjadi muslim/musliimah produktif/rohani yang kuat
Aktivitas visi akhirat juga harus dibangun veperti sholat wakib, dhuha, tilawah. Hal ini sangat penting untuk menjaga niat dan energi semangatmu dalam menjalankan aktivitas.
Apalagi dengan sejuta kegiatanmu, pastinya stress, pressure, kesehatan akan terganggu maka dari itu KUATKAN IBADAH.
Ridho memegang prinsip : Bisa jadi apa yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik bagi-Nya. Dan terbaik bagi-Nya pasti terbaik untuk kita. Oleh karena itu kita harus selalu berserah diri kepada-Nya.
3. Produktif Sederhana = biasakan berpikir produktif,lakukan hal produktif sehingga produktif terpatri dalam sanubarimu.
4. Refleksi diri / evaluasi diri setiap harinya
Apakah sesuai dengan ekspektasi dan energi kita? Solusinya apa untuk esok yang lebih baik
5. Fokus disetiap aktivitas kita
Ketika sedang kuliah (fokus listen, write, review materi kuliah). Jika kamu termasuk sulit memahami pelajaran, Kolaborasi (belajar kelompok, diskusi). Ridho mengadopsi cara belajar Orang Jepang “Selalu membaca buku disaat jalan, di kereta, bus (alat transportasi) serta mendengarkan rekaman dosen memberikan materi yang sebelumnya kita rekam. Karena banyak waktu kita habis terpakai ditempat umum seperti keretan bus, menunggu antrian. Begitu juga dengan aktivitas lainnya USAHAKAN FOKUS. Di saat sedang rapat yaa jangan mengerjakan tugas akademik pun sebaliknya. Agar optimal hasilnya.
6. Terjadwal (Rancang Life Plan)
Jadwalkan!! Catat di buku agendamu, tempel di lemari belajar, share dengan teman sevisimu. Ridho rasa semua orang tahu resep ini. Apapun agendamu buat jadwal!! Tapi implementasinya sangat sulit. Cara sederhananya share jadwal aktivitasmu kepada teman sevisimu, alarm reminder, tempel dimeja belajar. Karena jadwal inilah yang membuat kamu akan selalu semangat
Okay, sudah tercerahkan sedikit untuk meniti langkah dalam membentuk diri menjadi mahasiswa yang spektakuler dalam akademik dan luar akademik??
Nah,,, nyatanya,, sebagai seorang MAHASANTRI ada hal lain yang patut untuk di latih, yaitu praktek amal ibadah kita sehari-hari. Jadikan seimbang antara wajib dan sunnah, tingkatkan selalu kualitas ibadah tiap waktunya, karena nyatanya hidup ini ternyata sebentar, so, waste our time well,,!
Sssst,,, ahlak juga loh. Bukan sok benar, tapi, banyak kasus ditemui bahwa pahala praktek ibadah yang menumpuk akan terkikis seiring dengan ahlak yang minus,,
Okay sob,
Selamat beraktivitas dan selamat meningkatkan mutu kualitas diri untuk tingkatan dunia dan akhirat!!