Alhamdulillahirabil'alamin.
Menjadi pribadi yang mandiri, mumpuni dan berakhlak mulia merupakan salah satu aspek yang menjadi tujuan pencitraan para Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor. Tidak berhenti dengan acara Tutorial KMI yang rutin dilakukan setiap sabtu malamnya, Himpunan Mahasiswa As-Shayyidalah melanjutkan langkahnya ke rentetan program acara berikutnya yaitu Kunjungan Industri ke Semarang pada tanggal 25 Maret 2015.
"ALWAYS,,, here the lesson which We could take as the first student college Graduate. Kemandirian yang selalu kami acungi jempol. Dimana Para Mahasiswi semester 2 mengajukan sebuah acara, melaksanakannya dan mensukseskannya tanpa bantuan banyak dari dosen dan dengan inisiatif kami sendiri. Should we like it?? Love it very much,,,"
Keberangkatan Kami pada pukul 1 malam dipenuhi hasrat untuk melakukan banyak kegiatan di Semarang. Mulai dari singgah di Masjid Agung Semarang, Kunjungan ke Kimia Farma, singgah di Masjid UNISULA, Kunjungan ke Pabrik Jamu Nyonya Meneer, wisata kuliner ke Simpang Lima, belanja di Tahu Baxo, dan berakhir untuk memenuhi undangan keluarga teman kita yaitu Lailatul Maftuhah di Semarang.
Dengan dua pembimbing kami yang tercinta yaitu Ms Lia Muchibbin dan Ms Lija Oktya. Tapi, seperti pembukaan di awal pembimbing Kami ini melepas Kami untuk mandiri untuk merealisasikan acara ini.
Awal keberangkatan semua sesuai dengan jadwal. Sungguh suatu keberkahan untuk singgah di Masjid Agung Semarang. Sedikit nuansa arsitektur Masjid di Cordova Kami temukan disana. Pagi yang masih menyajikan kerendahan sinar matahari dan kehangatannya yang bersahabat. Kebersihannya yang terjaga serta fasilitasnya yang memuaskan. Terutama kamar mandinya,,hhe.
Bagaikan rombongan musafir kami pun menyantap sarapan dalam mobil, untuk memperirit waktu. Bukan hal yang mudah untuk ber travel ria di Semarang. Karena jalanan yang tidak mudah dikenali dan parahnya supir pun tidak tahu area jalan di Semarang Kami pun tersesat sesaat menuju Pabrik Kimia Farma.
Pukul 8 Kami sampai di Pabrik Kimia Farma atau PT Kimia Farma Plant Semarang. Tak disangka-sangka, Kami disambut dengan sambutan yang hangat walaupun sederhana dan dengan keramahan plus-plus yaitu suguhan yang disajikan tanpa sepengetahuan Kami. (Ini kunjungan gratis, suguhan dan minuman dingin? tak terfikirkan sama sekali).
Diawali dengan kata sambutan dari sang pemimpin pabrik Bapak Hendra Farma Johar yang ternyata adalah salah satu orang tua dari salah satu santri KMI PMDG Kelas 3C. Ketertarikannya terhadap Gontor dan penilaiannya yang sangat positif dalam setiap butir pendidikan Gontor membuat beliau dengan senang hati menerima kunjungan Kami yang pada saat itu harusnya beliau menghadiri pertemuan penting antar pemimpin pabrik. Subhanallah. Itulah kharismatik Gontor yang membuat orang lain silau. Proud of Gontor. Selanjutnya sambutan yang disampaikan oleh Dosen pembimbing kami Miss Lia muchibbin yang mewakili Kami untuk ucapan terimakasih atas kesempatan berharga ini untuk memenuhi hasrat keingintahuan Kami akan sebuah Industri Farmasi.
Selanjutnya, penjelasan tentang Kimia Farma yang beliau awali tentang perkenalan dirinya. "Saya bukanlah orang yang menetap pada suatu pekerjaan, tapi untuk hati saya hanya punya satu ketetapan," Kata Pak Hendra. Menjadi seorang Farmasis tidak condong hanya untuk satu pekerjaan, banyak bidang pekerjaan yang membutuhkan tenaga ahli farmasi. Dengan 12 pengalaman pekerjaan yang beliau miliki sebagai seorang Magister Bioteknologi di ITB yaitu ; Marketing, Staf Pengajar, Asuransi Kesehatan, Laboratorium Klinik, Optik, PBF, Apotek, Industri Farmasi, Industri Farmasi Khusus, Industri Kosmetik, obat tradisional dan jamu, dll. Hingga akhirnya menetap menjadi seoarang pimpinan pabrik di Kimia Farma Plant Semarang ini.
Sedikit cerita tentang seorang apoteker lulusan ITB yang akan melamar menjadi salah satu staff Kimia Farma yang terbilang tidak mudah namun telah membuat kagum pihak perekrut dari KF. Mengapa demikian? Bukan hanya karena presentasinya yang mengagumkan, namun juga latar belakang pendidikannya di Gontor yang membuat takjub pihak perekrut. Itulah Kharismatik Gontor. Remember it?
Harapan terbesar beliau terhadap Kami adalah agar Kami menjadi Apoteker yang bukan hanya berkualitas, tapi juga sholehah. Jujur dan amanah serta menjadi teladan yang baik dan menjernihkan kekeruhan di dunia kesehatan. Menariknya, beliau menawarkan diri untuk menjadi dosen tanpa bayaran,, How great guys??!!
Setelah penjelasan panjang tentang sejarah Kimia Farma serta eksistensinya hingga sekarang, tibalah sesi diskusi. 4 orang dari kami bertanya tentang teknis penempatan kerja untuk macam-macam instansi di Kimia Farma, hubungan Kimia Farma yang merupakan bagian dari BUMN, kendala-kendala yang dihadapi selama ini dan usaha Kimia Farma untuk mengembangkan 1000 apotek di Indonesia.
Untuk penempatan tenaga kerja di Instansi Kimia Farma di seluruh Indonesia, di Apotek tentu yang diutamakan adalah seorang apoteker, namun untuk pengelola keuangannya adalah seorang administrator keuangan. Untuk pengelolaan alat pabrik dan pengembangannya adalah seorang teknisi mesin atau bangunan. Di laboratorium kebanyakan yang dibutuhkan adalah seorang analisis kimia dan sebagainya. Namun tentunya yang paling banyak dibutuhkan adalah seorang sarjana farmasis, karena dalam setiap bagiannya di pabrik baik perencanaan, pengawasan, dan penelitian pasti yang paling menguasainya adalah seorang farmasis.
Kendalanya Kimia Farma sebagai salah satu BUMN adalah dalam prosedur pengembangan dan perberdayaan staff dan karyawan. Karena beda BUMN dan swasta adalah seorang pimpinan di BUMN tidak bisa semena-mena menerapkan target pencapaian penghasilan dan memecat staff atau karyawan seenaknya. Namun perusahaan swasta dengan ketentuannya sendiri menetapkan target serta sesuka hati memecat staff yang tidak memenuhi target. Karena BUMN mempunya SOP nya tersendiri yang secara tidak langsung akan meningkatkan cara dan kemampuan kerja para staff dan karyawannya.
Mengembangkan apotek hingga 1000 apotek di Indonesia merupan angan-angan yang akan menjadi target di tahun 2018 nanti. Untuk sekarang saja terdapt 700 lebih apotek Kimia Farma di Indonesia. Usaha-usaha yang telah dilakukan adalah dengan mendirikan aoptek secar mandiri atau bekerjasama dengan masyarakat di lokasi tertentu.
Lanjut ke tahap kunjungan produksi Industri dimana Kami berkeliling area produksi di Kimia Farma Plant Semarang.
Perjalanan dimulai dari survey tempat produksi kosmetik yaitu bedak marks, salicyn, dll. "Memang tidak semua produk kosmetik Kimia Farma diproduksi disni, karena keterbatasan fasilitas dan tenaga, mungkin 2 sampai 3 tahun lagi Kami akan memproduksi produk lebih banyak dari ini." Kata Pak Rudy. (Salah satu pembimbing kita dalam perjalanan survey). Kita bertanya tentang apa yang kita ingin ketahui. Mulai dari bahan pembuatan, cara menimbang dan pemcampuran bahan baku, asal bahan baku, proses produksi dan pengemasan.
Tak lupa Kami diwajibkan memakai masker untuk mencegah banyaknya debu yang bertebaran dan bau yang menyengat serta mengurangi rasa kaget.
Proses pembuatan bedak ini berawal dari penimbangan bahan-bahan yang kebnayakan berasal dari luar. Walaupun harganya lebih mahal, namun terjamin kualitasnya. Selanjutnya proses pengayakan dimana semua bahan akan diayak untuk mendapatkan kehalusan bahan bedak kecuali asam salisilat yang pengayakannya terendiri. Setelah itu masuk pada proses pencampuran dimana semua bahan disatukan dan diaduk dalam suatu alat yang bisa menampung hinggak 600 kg bahan bedak. Namun biasanya hasil yang diperoleh hanya 96% dari bahan sebelumnya. Itu lebih baik dibandingkan produksi-produksi kosmetik lainnya yang bisa surut 80%. Masih ada uji lab untuk mengecek kandungan bahan sudah tercampur atau belum. Baru proses pengemasan dimana kemasan telah tersedia, jadi tinggal memasukan bedak ke kemasan. Setelah itu dibelri label, disusun perpack, maka bedak siap di pasarkan.
Tak lupa Kami diwajibkan memakai masker untuk mencegah banyaknya debu yang bertebaran dan bau yang menyengat serta mengurangi rasa kaget.
Proses pembuatan bedak ini berawal dari penimbangan bahan-bahan yang kebnayakan berasal dari luar. Walaupun harganya lebih mahal, namun terjamin kualitasnya. Selanjutnya proses pengayakan dimana semua bahan akan diayak untuk mendapatkan kehalusan bahan bedak kecuali asam salisilat yang pengayakannya terendiri. Setelah itu masuk pada proses pencampuran dimana semua bahan disatukan dan diaduk dalam suatu alat yang bisa menampung hinggak 600 kg bahan bedak. Namun biasanya hasil yang diperoleh hanya 96% dari bahan sebelumnya. Itu lebih baik dibandingkan produksi-produksi kosmetik lainnya yang bisa surut 80%. Masih ada uji lab untuk mengecek kandungan bahan sudah tercampur atau belum. Baru proses pengemasan dimana kemasan telah tersedia, jadi tinggal memasukan bedak ke kemasan. Setelah itu dibelri label, disusun perpack, maka bedak siap di pasarkan.
Tak berhenti disana, Kami pun melanjutkan perjalanan survey ke tempat produksi minyak telon, kayu putih dan minyak makan. Agak lengket sebenarnya dan baunya pun sangat berbeda dibanding bau bedak yang harum tadi. Bisa anda bayangkan sendiri.
Namun, minyak disini tidak dijual perbotol atu eceran. Namun dijual minimal ukuran drum 140 kg.
Pabrik Kimia Farma yang satu ini memang satu-satunya dari kelima pabrik di Indonesia yang tidak memproduksi Produk-produk Farmasi, hanya kosmetik dan minyak.
Namun, minyak disini tidak dijual perbotol atu eceran. Namun dijual minimal ukuran drum 140 kg.
Pabrik Kimia Farma yang satu ini memang satu-satunya dari kelima pabrik di Indonesia yang tidak memproduksi Produk-produk Farmasi, hanya kosmetik dan minyak.
Tidak hanya snack di awal, seselsainya kunjungan Kami masih disuguhi minuman dingin tiap orangnya serta makan siang di akhir. Betapa baiknya Pak Hendra ini. Inilah akhir dari acara, ketua Himpunan Mahasiswa Kami memberikan sekedar kenang-kenangan untuk simbolis kunjungan. Semoga bisa berkunjung kembali di kesempatan berikutnya.Sebaliknya, Kimia Farma pun memberikan sekardus bedak Marks untuk Kami, Terimakasih banyak Kimia Farma.
Kunjungan masih belum berakhir,,,,!
Setelah menyelsaikan makan siang dan shalat dhuhur, Kami pun berangkat menuju Pabrik Jamu Nonya Meneer di Kota yang sama. Benar-benar tradisional, bisa kita simpulkan dari model bangunan dan aula yang ada. Eitss,, jangan salah dulu, dibalik kesederhanaan itu hanyalah sebuat penjagaan citra jamu Nyonya Meneer yang merupakan produk label tempo dulu namun pengolahannya sudah modern.
Tak banyak yang Kami kunjungi, hanya museumnya saja. Walaupun dibalik itu ternyata banyak terdapat tenaga farmasis yang bekerja disana. Namun Kami tidak diperkenankan untuk mengunjungi tempat pembuatan Jamu yang sebenarnya. Terdapat banyak produk dan bahan-bahan jamu yang di pajang di museum itu. Terdapat pula cara pengolahan jamu namun yang sudah jadi. Bisa kalian perhatikan di kening Kami tertempel sesuatu, yaitu jamu yang belum dikeringkan berguna untuk mengurangi rasa pusing dan memberi kesegaran. Yes, its true made us fresh.
Begitu panjang sejarahnya namun mudah difahami karena beliaulah sang entrepeneur wanita sejati. Dimulai dari usaha untuk mengobati suaminya yang mempunyai penyakit radang usus. Beliau pun membuatkan jamu yang ternyata manjur. Berita ini sampai dari mulut ke mulut orang-orang sehinga makin terpercayalah jamu nyonya meneer ini oleh sembuhnya penyait para pengguna jamu buatan Nyonya Meneer yang mempunyai nama asli Law Timyo ini.
Hingga kini, produk Jamu Nyonya Meneer telah di ekspor ke beberapa negara di Asia dan Eropa.
So Guys, Negara luar aja make jamu,, masa kita tuan rumah ga make,, mau di rebut lagi,,?? budaya kita,,,hha.
Inilah akhir kunjungan Kami, yaitu serah terima simbolis kenang-kenangan dari ketua kelas kita kepada penanggung ajawb Pabrik Nyonya Meneer di Semarang.
Begitulah kunjungan Kami ke 2 Industri Kesehatan di Semarang. Semoga tidak sia-sia dan mendatangkan manfaat yang besar dan positif bagi Kami semua dan bagi Universitas Darussalam khususnya Program Studi Farmasi. Semoga Barokah. Amin.
Setelah ini, tak perlu ditebak apa yang Kami lakukan. Selanjutnya adalah kunjungan wisata. Walaupun ada sedikit kendala yang menimbulkan sedkikit pergesekan antara Kami, tapi tetap terealisasikan,
one of our activities,,
ReplyDelete