Geliat UNIDA Gontor dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Banyak makanan yang beredar di
masyarakat telah memliki sertifikat halal dari LPOM MUI, namun sebagian produk
makanan yang beredar pun belum memiliki sertifikat halal di produknya.
Setidaknya masyarakat bisa melihat dan memilah mana yang pantas di konsumsi
dengan sertifikat halal yang tercantum di produknya. Namun bagaimana dengan
produk obat yang beredar di Indonesia?
Sebagai negara dengan komunitas
Muslim terbesar didunia, kehalalan produk yang akan masuk kedalam tubuh ini
diperlukan, bahkan siharuskan. Namun bagaimana dengan kenyataan saat ini? Hanya
produk makanan yang mendapat perhatian untuk dilegalisasi kehalalannya,
bagaimana dengan obat-obatan yang beredar di Indonesia?
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) yang bertugas menyeleksi keabsahan produk makanan dan obat-obatan yang
layak didistribusikan. Hanya memberi izin produk untuk beredar di pasaran,
tidak menjamin kehalalan produk itu sendiri.
“ Untuk menentukan dan menetapkan
kehalalan produk obat adalah sebuah hal yang sulit dilakukan. Tidak semua obat
mampu larut dengan baik jika tanpa campuran alkohol dan campuran sejenisnya. Itulah
kendala penyebab ketidakhalalan sebuah produk obat. Albumin yang berasal dari
manusia dan vaksin tetanus dari kaki kuda masih diperdebatkan kehalalannya. “
Ujar Ketua Prodi Farmasi UNIDA Gontor, Surya Amal S. Farm, M. Kes. Begitu
sulitnya membuat semua obat tanpa campuran bahan yang tidak diperbolehkan dalam
Al-Qur’an. Meskipun Islam memberikan keringanan dalam berbagai hal, namun
dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan banyak solusi yang bisa
ditemukan untuk mengatasi masalah ini. Apakah kita sebagai Umat Muslim hanya
tinggal diam dengan keadaan yang demikian?
Mahasiswi Program Studi Farmasi UNIDA Gontor '2014 |
“
Banyak penelitian yang harus dilkukan untuk mengatur ulang sebuah komposisi
obat tanpa beberapa bahan campuran yang biasanya. Kemungkinan biaya yang
dibutuhkan tidak kecil untuk melakukan riset ini. Bahan pakai pun tidak
sebanyak dan semudah bahan sebelumnya. Contohnya, ditemukan pengganti gelatin
dari lemak babi, yaitu dari kaki ayam. Akan sulit mendapatkan bahan itu dalam
jumlah banyak pada waktu yang singkat.” Ujar dosen Farmasi di Universitas Sains
International of Malaysia, Ibu Andi Sri Amal S. Farm, M. Mc.
Banyak dana dan tenaga yang akan
dihabiskan untuk mengadakan sertifikasi halal pada sebuah obat dan produk
farmasi lainnya. Lambat namun pasti. Banyak Universitas Islam yang berdiri,
namun bagaimana dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan umum yang berbasis
islam?
Praktikum Perdana Mahasiswi Farmasi UNIDA Gontor'2014 |
Disinilah peran UNIDA Gontor dalam
merealisasikan ilmu pengetahuan berbasis Islam, dimana Islamisasi Ilmu
Pengetahuan di laksanakan. Membangkitkan kembali perjuangan Ilmuwan-ilmuwan
Islam masa lampau. Mengembalikan kejayaan Islam dalam Kontribusinya dalam
bidang pengembangan dan penelitian Ilmu Pengetahuan. Perlahan tapi pasti,
sertifikasi halal pada produk-produk Farmasi semoga dapat terealisasikan.
“ Keterbatasan tidak menjadi
hambatan. Inilah saatnya Islam kembali berjaya. “ Ujar Rektor II UNIDA Gontor
KH. DR. Dihyatun Masqon, Lc
Tahun pertama baru dilalui semenjak
peresmiannya menjadi Universitas setelah sebelumnya hanya sekolah tinggi.
Dengan cita-cita mulia dan tinggi untuk menuju jalan yang masih panjang
berusaha mencetak kader-kader pemimpin ummat yang bermanfaat bagi orang
sekitarnya.
By : Hania Novianty (15/07/15)
No comments :
Post a Comment