Valentine's Day Pumping Heart

Wednesday, July 15, 2015

SERTIFIKASI HALAL PRODUK FARMASI


Geliat UNIDA Gontor dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan

            Banyak makanan yang beredar di masyarakat telah memliki sertifikat halal dari LPOM MUI, namun sebagian produk makanan yang beredar pun belum memiliki sertifikat halal di produknya. Setidaknya masyarakat bisa melihat dan memilah mana yang pantas di konsumsi dengan sertifikat halal yang tercantum di produknya. Namun bagaimana dengan produk obat yang beredar di Indonesia?
            Sebagai negara dengan komunitas Muslim terbesar didunia, kehalalan produk yang akan masuk kedalam tubuh ini diperlukan, bahkan siharuskan. Namun bagaimana dengan kenyataan saat ini? Hanya produk makanan yang mendapat perhatian untuk dilegalisasi kehalalannya, bagaimana dengan obat-obatan yang beredar di Indonesia?           
            Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bertugas menyeleksi keabsahan produk makanan dan obat-obatan yang layak didistribusikan. Hanya memberi izin produk untuk beredar di pasaran, tidak menjamin kehalalan produk itu sendiri.
            “ Untuk menentukan dan menetapkan kehalalan produk obat adalah sebuah hal yang sulit dilakukan. Tidak semua obat mampu larut dengan baik jika tanpa campuran alkohol dan campuran sejenisnya. Itulah kendala penyebab ketidakhalalan sebuah produk obat. Albumin yang berasal dari manusia dan vaksin tetanus dari kaki kuda masih diperdebatkan kehalalannya. “ Ujar Ketua Prodi Farmasi UNIDA Gontor, Surya Amal S. Farm, M. Kes. Begitu sulitnya membuat semua obat tanpa campuran bahan yang tidak diperbolehkan dalam Al-Qur’an. Meskipun Islam memberikan keringanan dalam berbagai hal, namun dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan banyak solusi yang bisa ditemukan untuk mengatasi masalah ini. Apakah kita sebagai Umat Muslim hanya tinggal diam dengan keadaan yang demikian?
Mahasiswi Program Studi Farmasi UNIDA Gontor '2014
            “ Banyak penelitian yang harus dilkukan untuk mengatur ulang sebuah komposisi obat tanpa beberapa bahan campuran yang biasanya. Kemungkinan biaya yang dibutuhkan tidak kecil untuk melakukan riset ini. Bahan pakai pun tidak sebanyak dan semudah bahan sebelumnya. Contohnya, ditemukan pengganti gelatin dari lemak babi, yaitu dari kaki ayam. Akan sulit mendapatkan bahan itu dalam jumlah banyak pada waktu yang singkat.” Ujar dosen Farmasi di Universitas Sains International of Malaysia, Ibu Andi Sri Amal S. Farm, M. Mc.
            Banyak dana dan tenaga yang akan dihabiskan untuk mengadakan sertifikasi halal pada sebuah obat dan produk farmasi lainnya. Lambat namun pasti. Banyak Universitas Islam yang berdiri, namun bagaimana dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan umum yang berbasis islam?
Praktikum Perdana Mahasiswi Farmasi UNIDA Gontor'2014
            Disinilah peran UNIDA Gontor dalam merealisasikan ilmu pengetahuan berbasis Islam, dimana Islamisasi Ilmu Pengetahuan di laksanakan. Membangkitkan kembali perjuangan Ilmuwan-ilmuwan Islam masa lampau. Mengembalikan kejayaan Islam dalam Kontribusinya dalam bidang pengembangan dan penelitian Ilmu Pengetahuan. Perlahan tapi pasti, sertifikasi halal pada produk-produk Farmasi semoga dapat terealisasikan.
            “ Keterbatasan tidak menjadi hambatan. Inilah saatnya Islam kembali berjaya. “ Ujar Rektor II UNIDA Gontor KH. DR. Dihyatun Masqon, Lc
            Tahun pertama baru dilalui semenjak peresmiannya menjadi Universitas setelah sebelumnya hanya sekolah tinggi. Dengan cita-cita mulia dan tinggi untuk menuju jalan yang masih panjang berusaha mencetak kader-kader pemimpin ummat yang bermanfaat bagi orang sekitarnya.
 By : Hania Novianty (15/07/15)

No comments :

Post a Comment