Valentine's Day Pumping Heart

Wednesday, July 15, 2015

PENINGKATAN MUTU OBAT DI INDONESIA, PERLUKAH?


Wawancara Reporter Hania dengan Narasumber (Alifia Nurdiyani) di Apotek Atikafilya
            Waspada persaingan pasar bebas di Asia Tenggara. Semua departemen mulai dari pendidikan, hukum, kebudayaan, ekonomi bahkan kesehatan mulai selektif dalam merekrut tenaga kerja dan terus meningkatkan kualitas kinerja instansi masing-masing agar tetap bertahan di arus Free Trade Area ini. Maraknya barang impor mengaju pada persaingan ketat dalam persaingan ekonomi dengan produk dalam negeri. Saat ini, tenaga kerja impor pun  mulai memenuhi instansi kepegawaian di Indonesia dalam berbagai bidang.
            Bagaimana dengan nasib tenaga kefarmasian di Indonesia?
            Mahasiswa Farmasi Indonesia, kuliahnya yang sulit dan rumit jangan disia-siakan, harus menjadikan lulusannya berkualitas dan mumpuni untuk bersaing di kancah Regional bahkan Internasional. (Kutipan sambutan dari Ketua IAI yang disampaikan di Seminar “Gerak farmasi dalam Persaingan Pasar Bebas” di Universitas Airlangga tahun 2014).
            Seiring dengan peningkatan persaingan di kancah Regional, peningkatan mutu obat di Indonesia pun di perlukan. “ Alat-alat pembuat dan peracik obat perlu ditingkatkan kecanggihannya, diperbanyak jumlahnya dan lebih diperhatikan oleh pemerintah untuk bantuan dalam dananya. “ Ucap salah seorang Mahasiswa Farmasi semester 5 di STIKES Bhakti Tunas Husada Tasikmalaya,
Alifia Nurdiyani yang sedang mengisi waktu liburnya di Apotek Budiman Tasikmalaya.
            Tanpa meningkatkan mutu obat di Indonesia, banyak obat-obat impor yang akan menguasai pasar di Indonesia. Produk dalam negeri akan merosot tingkat pemakaiannya yang menyebabkan industri-industri farmasi di Indonesia mengalami kerugian, inilah salah satu penyebab timbulnya pengangguran yang cukup besar. Ini juga sebagai pertanda bahwa tidak adanya perkembangan dan kemajuan dalam bidang kefarmasian di indonesia, karena kurangnya geliat farmasis menuju ke arah perubahan ilmu pengetahuan yang menguntungkan semua pihak di Indonesia.
            Akankah demikian yang terjadi?
            Lulusan farmasi yang berperan penting dalam peracikan dan pengelolaan obat di Indonesia jangan hanya berperan sebagai pihak kedua tanpa inisiatif dan idealisme mumpuni. Jadilah pihak pertama yang selalu mendasari pembaharuan dalam medis di bidang farmasi dengan pemanfaatan SDM dan sdSDA yang maksimal. Disinilah peningkatan mutu obat diperlukan. Berbagai riset telah dilakukan, hanya implementasinya yang harus ditingkatkan dalam dunia medis. 
Di antara pengusaha farmasi dan sektor swasta bidang farmasi lainnya, paradigma juga harus dirubah. Pengembangan teknologi dalam dunia farmasi bukan lagi sebagai nilai pengeluaran, tetapi menjadi bentuk investasi jangka panjang. Selama ini pun, kontribusi kalangan industri farmasi dalam penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia masih kecil. Karena memang diakui bahwa penelitian untuk menemukan obat paten menelan dana yang sangat besar.” ( Sumber :Anugerah Pharmindo Lestari News Magazine)
            Perlahan tapi pasti, Geliat Kefarmasian Indonesia harus tetap bergerak maju untuk meningkatkan mutu obat di Indonesia.  
By : Hania Novianty (15/7/2015)


No comments :

Post a Comment