Wah,, udah ada yang ga sabar nih menunggu kisah lanjutannya,,,
Bukan untuk pamer atau curhatan ga jelas, tapi setelah aku cerita ke temn-teman ku seangkatan, ini adalah sebuah kisah yang mereka simpulkan "Subhanallah",,, Apa maksudnya,,, ?? Disinilah letak ketakjuban mereka,,, ( Lebay sejenakk,,)
Sementara itu hanya aku dan dia yang tahu kami saling berkomunikasi. Namun, hubunganku dan keluarga lumayan dekat dan tak ada yang bisa ku tutup-tutupi dari mereka. Akhirnya aku ceritakan semua ini kepada beliau berdua, ayah dan ibuku. (Walalupun agak malu-malu srigala,, but that's teh real of life in this modern era,,, Media Social Relation Ship )
Memang dari awal lelaki tersebut berniat untuk bertemu atau bertatap muka denganku. Tapi karena sibuk bulakbalik Dinas Kependudukan,, mana ada waktu untuk bertemu. Tapi, setelah aku ceritakan semuanya kepada orang tuaku,,, sedikit khawatir sih dengan respon mereka, tapi mereka lebih memlih agar lelaki tersebut menemuiku di rumah. Ternyata memang dia awalnya berniat ke rumah, tapi aku saja yang malu,,, ( Yang benar saja,, baru kenal sudah ke rumah,, ) Tapi kalau itu memang perintah orang tua , aku turuti saja.
Di hari berikutnya, dia pun datang ke rumah ba'da maghrib. Dengan penampilan khas ala manajer di sebuah bank swasta. Aku temui dia dengan penampilan biasa dan pakaian serba tertutup lebar ( ga tau ya,,, rasanya pengen aja pake pakaian dan kerudung kayak gitu, biasa nya kan seadanya muslimah,,, hhe). Deg-degan sih,, walaupun ga ada rasa, tapi itu kan lawan jenis, sifat pertemuannya privat lagi,, hha
Dan apa yang terjadi di ruang tamu. Saat dia duduk, tak ada satupun keluargaku yang nongol. Aku malah sibuk sendiri menyediakan minuman. (Memalukan,,, mana khalayak yang lain). Alhamdulillah, setelah itu ibu turun dari kamar, membuka perbincangan (Aku yang maksa dengan kode-kode aneh rahasia,,hhe). Dimana tinggalnya, pendidikannya apa, kerjanya dimana dan bagaimana keluarganya. Setelah itu,, apa yang terjadi,, ???
Kami ditinggalkan berdua saja,,, what must i do?? Ibu,,,apa yang kau lakukan,, kau menjerumuskan anakmu,,, hiks,, Berharap ada yang lewat ruang tamu, tibalah ayah di ruang tamu. Sedikit lega,, tapi ayah bukan berniat untuk menghampiriku, namun memang bertujuan keluar untuk berangkat ke masjid, hanya senyum setelah itu pergi. ( Beraninya hanya dari belakang. Jadi apa gunanya wanti-wanti yang di wejangkan semalam suntuk kepada putrinya ini?? sampai jatuh-jatuh kepala ini karena tak tahan dengan lamanya wejangan itu,,) Dan sekarang, beliau pergi tanpa sepatah katapun,,,
Ternyata, karena ibu dan ayah pernah muda, jadi tahu bagaimana rasanya jika ada yang bertamu. Jadi alasan ibu meninggalkan kami berdua hanyalah untuk lebih santai dan terbuka dalam perbincangan kami,,, ooouuu. Tapi kenapa ga bilang sebelumnya,,, kan kaget.
Perbincangan itu, aku yang mulai. Dengan basa-basi sekreatif mungkin. Dia malah yang penasaran dengan aku. Dengan pendidikanku di GONTOR dan kehidupanku. Akhirnya,, perbincangan ini didominasi dengan cerita tentang pendidikanku di GONTOR. Karena itulah yang membuat dia takjub selain dari kepribadianku,,hhe. Perbincangan inti pun dimulai,, dari perkataan dia. Tentang bagaimana tanggapanku tentang hubungan ini??
Kalimat itupun keluar denga spontan " Saya yang lebih tahu tentang hukumnya hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan tanpa harus melewati pengamatan dan penelitian panjang tentang hubungan ini, bisa saya ambil keputusan, bahwa pacaran itu memang haram, ga boleh sama sekali, kecuali setelah pernikahan. "
Dia sudah mengira dari awal, dari mulai menginjakan kaki di rumah, dia sudah bisa merasakan hawa berbeda. Berbeda dari rumah-rumah manannya yang sering dia kunjungi. Adem, tenang, ya gitu deh. Sampai dia ga berani banyak bicara sebab takut salah berkata-kata. Apalagi yang ditemuinya pun bukanlah wanita yang sering dia temui, ini adalah sosok yang berbeda dari sebelumnya,, ( Melayang jga nih,,,hha)
Tanpa aku sadari, ini adalah sebuah penolakan halus. Dia pun menerima dengan lapang dada keputusan ini. Bukan karena alasan apa-apa tapi memang sudah jelas hukum dalam Islam itu tentang semua ini. Jadi, kenapa harus ragu untuk menyatakan kebenaran.
Tak terasa dua jam telah berlalu, karena ada urusan penting dengan kliennya dia pun segera pamit diri. Setelah pulang ,, beberapa menit kemudian dia ternyata menelpon aku. Baru aja ketemu dah nelpon... hhe.
Mau tahu isi perbincangan kami,?
Langsung aja ya,
Aku baru nemuin cewek kayak kamu ( Dalam hati apa spesialnya aku), yang bisa jujur apa adanya,, bukan apa adanya (Lah emang ana orangnya gini). Waktu di pulang aja aku di jalan sampe ngomong sendir,, kok masih ada ya cewek kayak gtuh,, ( penglihatan dia sma penglihatan aku tentang diriku sendiri kan beda,, jadi aku ga tau cara dia ngelihat aku gimana),
Aku hanya jawab,,," Aku hanya salah satu diantara banyak, kalaulah keadaan saya seperti ini,, mungkin ini sesuatu yang dianggap kamu kelebihan,, ( tapi kan apa adanya saya hanya modal pendidikan dari gontor).,,,
Perbincangan selanjutnya,,, masih tentang penolakan antara pendapat tentang pacaran,, kalau pacaran yang positif gimana???
Akan dilanjutkan perbincangan ini dalam part selanjutnya,,, Bye,,
Bukan untuk pamer atau curhatan ga jelas, tapi setelah aku cerita ke temn-teman ku seangkatan, ini adalah sebuah kisah yang mereka simpulkan "Subhanallah",,, Apa maksudnya,,, ?? Disinilah letak ketakjuban mereka,,, ( Lebay sejenakk,,)
Sementara itu hanya aku dan dia yang tahu kami saling berkomunikasi. Namun, hubunganku dan keluarga lumayan dekat dan tak ada yang bisa ku tutup-tutupi dari mereka. Akhirnya aku ceritakan semua ini kepada beliau berdua, ayah dan ibuku. (Walalupun agak malu-malu srigala,, but that's teh real of life in this modern era,,, Media Social Relation Ship )
Memang dari awal lelaki tersebut berniat untuk bertemu atau bertatap muka denganku. Tapi karena sibuk bulakbalik Dinas Kependudukan,, mana ada waktu untuk bertemu. Tapi, setelah aku ceritakan semuanya kepada orang tuaku,,, sedikit khawatir sih dengan respon mereka, tapi mereka lebih memlih agar lelaki tersebut menemuiku di rumah. Ternyata memang dia awalnya berniat ke rumah, tapi aku saja yang malu,,, ( Yang benar saja,, baru kenal sudah ke rumah,, ) Tapi kalau itu memang perintah orang tua , aku turuti saja.
Di hari berikutnya, dia pun datang ke rumah ba'da maghrib. Dengan penampilan khas ala manajer di sebuah bank swasta. Aku temui dia dengan penampilan biasa dan pakaian serba tertutup lebar ( ga tau ya,,, rasanya pengen aja pake pakaian dan kerudung kayak gitu, biasa nya kan seadanya muslimah,,, hhe). Deg-degan sih,, walaupun ga ada rasa, tapi itu kan lawan jenis, sifat pertemuannya privat lagi,, hha
Dan apa yang terjadi di ruang tamu. Saat dia duduk, tak ada satupun keluargaku yang nongol. Aku malah sibuk sendiri menyediakan minuman. (Memalukan,,, mana khalayak yang lain). Alhamdulillah, setelah itu ibu turun dari kamar, membuka perbincangan (Aku yang maksa dengan kode-kode aneh rahasia,,hhe). Dimana tinggalnya, pendidikannya apa, kerjanya dimana dan bagaimana keluarganya. Setelah itu,, apa yang terjadi,, ???
Kami ditinggalkan berdua saja,,, what must i do?? Ibu,,,apa yang kau lakukan,, kau menjerumuskan anakmu,,, hiks,, Berharap ada yang lewat ruang tamu, tibalah ayah di ruang tamu. Sedikit lega,, tapi ayah bukan berniat untuk menghampiriku, namun memang bertujuan keluar untuk berangkat ke masjid, hanya senyum setelah itu pergi. ( Beraninya hanya dari belakang. Jadi apa gunanya wanti-wanti yang di wejangkan semalam suntuk kepada putrinya ini?? sampai jatuh-jatuh kepala ini karena tak tahan dengan lamanya wejangan itu,,) Dan sekarang, beliau pergi tanpa sepatah katapun,,,
Ternyata, karena ibu dan ayah pernah muda, jadi tahu bagaimana rasanya jika ada yang bertamu. Jadi alasan ibu meninggalkan kami berdua hanyalah untuk lebih santai dan terbuka dalam perbincangan kami,,, ooouuu. Tapi kenapa ga bilang sebelumnya,,, kan kaget.
Perbincangan itu, aku yang mulai. Dengan basa-basi sekreatif mungkin. Dia malah yang penasaran dengan aku. Dengan pendidikanku di GONTOR dan kehidupanku. Akhirnya,, perbincangan ini didominasi dengan cerita tentang pendidikanku di GONTOR. Karena itulah yang membuat dia takjub selain dari kepribadianku,,hhe. Perbincangan inti pun dimulai,, dari perkataan dia. Tentang bagaimana tanggapanku tentang hubungan ini??
Kalimat itupun keluar denga spontan " Saya yang lebih tahu tentang hukumnya hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan tanpa harus melewati pengamatan dan penelitian panjang tentang hubungan ini, bisa saya ambil keputusan, bahwa pacaran itu memang haram, ga boleh sama sekali, kecuali setelah pernikahan. "
Dia sudah mengira dari awal, dari mulai menginjakan kaki di rumah, dia sudah bisa merasakan hawa berbeda. Berbeda dari rumah-rumah manannya yang sering dia kunjungi. Adem, tenang, ya gitu deh. Sampai dia ga berani banyak bicara sebab takut salah berkata-kata. Apalagi yang ditemuinya pun bukanlah wanita yang sering dia temui, ini adalah sosok yang berbeda dari sebelumnya,, ( Melayang jga nih,,,hha)
Tanpa aku sadari, ini adalah sebuah penolakan halus. Dia pun menerima dengan lapang dada keputusan ini. Bukan karena alasan apa-apa tapi memang sudah jelas hukum dalam Islam itu tentang semua ini. Jadi, kenapa harus ragu untuk menyatakan kebenaran.
Tak terasa dua jam telah berlalu, karena ada urusan penting dengan kliennya dia pun segera pamit diri. Setelah pulang ,, beberapa menit kemudian dia ternyata menelpon aku. Baru aja ketemu dah nelpon... hhe.
Mau tahu isi perbincangan kami,?
Langsung aja ya,
Aku baru nemuin cewek kayak kamu ( Dalam hati apa spesialnya aku), yang bisa jujur apa adanya,, bukan apa adanya (Lah emang ana orangnya gini). Waktu di pulang aja aku di jalan sampe ngomong sendir,, kok masih ada ya cewek kayak gtuh,, ( penglihatan dia sma penglihatan aku tentang diriku sendiri kan beda,, jadi aku ga tau cara dia ngelihat aku gimana),
Aku hanya jawab,,," Aku hanya salah satu diantara banyak, kalaulah keadaan saya seperti ini,, mungkin ini sesuatu yang dianggap kamu kelebihan,, ( tapi kan apa adanya saya hanya modal pendidikan dari gontor).,,,
Perbincangan selanjutnya,,, masih tentang penolakan antara pendapat tentang pacaran,, kalau pacaran yang positif gimana???
Akan dilanjutkan perbincangan ini dalam part selanjutnya,,, Bye,,
"kau menjerumuskan anakmu" wah.. ckckckc :D
ReplyDeleteItulah pendidikan,,
DeletePendidikan macam apa ya,,, hhe