Assalamu'alaikum
"Semoga Allah senantiasa menyertai kita dengan Ridho Nya, untuk kemudahan dan kelancaran dalam segala aktivitas dan pencapaian impian kita. Dan,, keberuntungan dalam jejak langkah kita, dimanapun kita berada. "
Kumpulan kalimat diatas adalah do'a wajib yang saya panjatkan tiap harinya, sebelum tidur atau setelah sholat. Karena do'a itu, kekuatan muncul karena aku percaya Allah selalu mentransferiku energi super tanpa limit ataupun pajak. Karena do'a itu, aku mampu bertahan dalam keteguhanku. Karena do'a itu, aku mampu berkarya dan berkreasi walaupun banyak hambatan, penolakan, kekurangan modal (waktu atau pun materi), kritikan bahkan cemoohan. Karena do'a itu, aku mampu menjadi diriku sendiri dengan segala khas yang kumiliki tanpa ragu walau malu karena kurang mengerem dalam berekspresi,, hh
Namun,,, (Kenapa harus ada namun, ana juga agak kesel nih,, hh)
Energi yang super ini menjadikanku banyak bergerak, hingga kadang menyalahi batasan pekerjaan yang ada ataupun batasan aturan yang ada. Bertahan dalam keteguhan atau keyakinan yang dijalani ini memang bagus, namun sayang keteguhan di dalam diriku ini gampang sekali berubah bila dasar pemikirannya logis, motivasinya kuat serta visi nya jelas . Kemampuanku untuk berkarya atau berkreasi ini menjadikanku mempunyai banyak jalur penyaluran hobi dan ekspresi, namun keinginanku ini terlalu banyak, rumit dan beragam , hingga aku pun bingung hingga kesempatan sendiri yang menjemput usaha dengan hasil yang beragam pula. Dan bila kesempatan tak datang, wassalam, resolusi hanya tinggal menjadi tulisan bak daftar tunggu di waktu selanjutnya yang entah kapan.
Dulu,,, beberapa minggu yang lalu,, Statusku adalah mahasiswi. Mahasiswi murni kami menyebutnya. Mahasiswi Farmasi yang mempunyai amanah di Dewan Mahasiswa yang aktif mengatur dan berpartisipasi dalam kehidupan mahasiswi dari pagi sampai pagi lagi.
Mahasiswi murni ini adalah salah satu bentuk pengabdian anyar di Gontor Putri. Adanya pengabdian ini dimulai saat kelulusanku. Aku, Kami lah perdana disini.
Satu tahun pertama merupakan masa kami meraba kehidupan disana. Hingga akhirnya kami temukan bentuk kami yang sebenarnya. Mahasiswi Murni.
Kenapa disebut demikian?
Adanya sebutan mahasiswi murni karena di satu bentuk ada pengabdian mahasiswi guru (kuliah dan mengajar santri). Sama-sama di kampus yang sama, Universitas Darussalam Gontor, namun dalam kehidupan yang berbeda. Asrama yang berbeda, bentuk organisasi yang berbeda hingga ruang lingkup jangkauan kegiatan yang berbeda pula. Lebih luas, bervariasi, kerja keras, kritis dan pastinya syiiikk.
Dibandingkan dengan mahasiswi guru yang mengkondisikan dirinya sebagai mahasiswi dan di satu sisi lain sebagai guru juga. Dituntut untuk mengatur kehidupan perkuliahannya agar tetap berprestasi, kondusif dan maksimal dan pula di tuntut untuk mengatur, menjaga, mengkondisikan dan membimbing kehidupan santriwati dengan segala bentuk dan karakternya.Dan kami pun menyebut mereka mahasiswi oplosan,, hhe, (hanya kidding,,) Mahasiswi murni >< Mahasiswi Oplosan ,,, That opposite is right, isn't it? Hhe
Mana yang lebih baik?
Keduanya baik, mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Mahasiswi Murni.... Kita mahasiswi namun juga santri. Mahasiswi pesantren, itulah julukannya. Karena kita pun dibimbing dalam ranah kehidupan santriwati yang berdisiplin, menjaga ukhuwah dan beribadah maksimal dengan hormat pada yang lebih tua dan mengasihi yang lebih muda.. Aseekk..
Nah,, kita juga masih diharapkan (sebenarnya diwajibkan) untuk aktif menjaga kampus dan kehidupan didalam atau diluarnya agar tetap kondusif, stabil dan sinergi antara kehidupan asrama dan perkuliahan. Mewujudkan visi Islamisasi Ilmu Pengetahuan dengan dasar sistem Gontor. Menjalin koneksi keluar kampus baik Himpunan Mahasiswa, perlombaan-perlombaan, workshop, seminar-seminar, musyawarah nasional dan bentuk kegiatan lainnya.
Betapa bangganya saya waktu itu ketika berada dalam kehidupan seperti itu. Beneran deh. " Hidup senang, hidup tenang, hidup damai, penuh berkah ini... Tak akan kutemui hidup yan seperti ini, dimana lagi kalau bukan di Darussalam university.." (Song by Dimensi Band: Darussalam University)
Namun, dengan kondisi sekarang ini....
Akhirnya,, Aku pun menjadi oplosan
Sekarang,, Aku sebagai mahasiswi namun juga pengajar.
Apakah berbeda?
Bedaaa bangeett,,,
Lebih capek,, iya
Lebih sibuk,, iya
Lebih rumit,, iya
Karena kita mengajar dan belajar pula dengan tanggungan mencerdasakan kehidupan santri plus kehidupan diri sendiri
Karena kita diberi amanah lain selain mengajar, bagian kesehatan dan bahasa (ada juga bagian lainnya)
Karena kita diberi amanah dadakan lainnya selain amanah wajib tadi dimana permasalahan selalu kompleks dengan penanganan ahli yang berbeda hampir tanpa solusi
Membuat prestasi pribadi tak maksimal,, ?? Nggak juga,,,
Hanya kita yang menentukan,,
Mau bekerja keras dalam segala amanah yang di beri dan memenuhi semua resolusi yang kita angankan,, atau hanya bersabar menahan lelah, capek, letih dan keluh??
Bekerja keras dengan kesabaran menunggu hasil
Deg-deg an sih iya,, deg-deg an dengan hasil keputusan yang telah aku pilih ini,,
Hasilnya? Kita yang menentuka dengan Allah SWT sebagai pemberi Ridho dari semua usaha kita
Semangat!!!
Wassalamu'alaikum
"Semoga Allah senantiasa menyertai kita dengan Ridho Nya, untuk kemudahan dan kelancaran dalam segala aktivitas dan pencapaian impian kita. Dan,, keberuntungan dalam jejak langkah kita, dimanapun kita berada. "
Kumpulan kalimat diatas adalah do'a wajib yang saya panjatkan tiap harinya, sebelum tidur atau setelah sholat. Karena do'a itu, kekuatan muncul karena aku percaya Allah selalu mentransferiku energi super tanpa limit ataupun pajak. Karena do'a itu, aku mampu bertahan dalam keteguhanku. Karena do'a itu, aku mampu berkarya dan berkreasi walaupun banyak hambatan, penolakan, kekurangan modal (waktu atau pun materi), kritikan bahkan cemoohan. Karena do'a itu, aku mampu menjadi diriku sendiri dengan segala khas yang kumiliki tanpa ragu walau malu karena kurang mengerem dalam berekspresi,, hh
Namun,,, (Kenapa harus ada namun, ana juga agak kesel nih,, hh)
Energi yang super ini menjadikanku banyak bergerak, hingga kadang menyalahi batasan pekerjaan yang ada ataupun batasan aturan yang ada. Bertahan dalam keteguhan atau keyakinan yang dijalani ini memang bagus, namun sayang keteguhan di dalam diriku ini gampang sekali berubah bila dasar pemikirannya logis, motivasinya kuat serta visi nya jelas . Kemampuanku untuk berkarya atau berkreasi ini menjadikanku mempunyai banyak jalur penyaluran hobi dan ekspresi, namun keinginanku ini terlalu banyak, rumit dan beragam , hingga aku pun bingung hingga kesempatan sendiri yang menjemput usaha dengan hasil yang beragam pula. Dan bila kesempatan tak datang, wassalam, resolusi hanya tinggal menjadi tulisan bak daftar tunggu di waktu selanjutnya yang entah kapan.
Dulu,,, beberapa minggu yang lalu,, Statusku adalah mahasiswi. Mahasiswi murni kami menyebutnya. Mahasiswi Farmasi yang mempunyai amanah di Dewan Mahasiswa yang aktif mengatur dan berpartisipasi dalam kehidupan mahasiswi dari pagi sampai pagi lagi.
Mahasiswi murni ini adalah salah satu bentuk pengabdian anyar di Gontor Putri. Adanya pengabdian ini dimulai saat kelulusanku. Aku, Kami lah perdana disini.
Satu tahun pertama merupakan masa kami meraba kehidupan disana. Hingga akhirnya kami temukan bentuk kami yang sebenarnya. Mahasiswi Murni.
Kenapa disebut demikian?
Adanya sebutan mahasiswi murni karena di satu bentuk ada pengabdian mahasiswi guru (kuliah dan mengajar santri). Sama-sama di kampus yang sama, Universitas Darussalam Gontor, namun dalam kehidupan yang berbeda. Asrama yang berbeda, bentuk organisasi yang berbeda hingga ruang lingkup jangkauan kegiatan yang berbeda pula. Lebih luas, bervariasi, kerja keras, kritis dan pastinya syiiikk.
Dibandingkan dengan mahasiswi guru yang mengkondisikan dirinya sebagai mahasiswi dan di satu sisi lain sebagai guru juga. Dituntut untuk mengatur kehidupan perkuliahannya agar tetap berprestasi, kondusif dan maksimal dan pula di tuntut untuk mengatur, menjaga, mengkondisikan dan membimbing kehidupan santriwati dengan segala bentuk dan karakternya.Dan kami pun menyebut mereka mahasiswi oplosan,, hhe, (hanya kidding,,) Mahasiswi murni >< Mahasiswi Oplosan ,,, That opposite is right, isn't it? Hhe
Mana yang lebih baik?
Keduanya baik, mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Mahasiswi Murni.... Kita mahasiswi namun juga santri. Mahasiswi pesantren, itulah julukannya. Karena kita pun dibimbing dalam ranah kehidupan santriwati yang berdisiplin, menjaga ukhuwah dan beribadah maksimal dengan hormat pada yang lebih tua dan mengasihi yang lebih muda.. Aseekk..
Nah,, kita juga masih diharapkan (sebenarnya diwajibkan) untuk aktif menjaga kampus dan kehidupan didalam atau diluarnya agar tetap kondusif, stabil dan sinergi antara kehidupan asrama dan perkuliahan. Mewujudkan visi Islamisasi Ilmu Pengetahuan dengan dasar sistem Gontor. Menjalin koneksi keluar kampus baik Himpunan Mahasiswa, perlombaan-perlombaan, workshop, seminar-seminar, musyawarah nasional dan bentuk kegiatan lainnya.
Betapa bangganya saya waktu itu ketika berada dalam kehidupan seperti itu. Beneran deh. " Hidup senang, hidup tenang, hidup damai, penuh berkah ini... Tak akan kutemui hidup yan seperti ini, dimana lagi kalau bukan di Darussalam university.." (Song by Dimensi Band: Darussalam University)
Namun, dengan kondisi sekarang ini....
Akhirnya,, Aku pun menjadi oplosan
Sekarang,, Aku sebagai mahasiswi namun juga pengajar.
Apakah berbeda?
Bedaaa bangeett,,,
Lebih capek,, iya
Lebih sibuk,, iya
Lebih rumit,, iya
Karena kita mengajar dan belajar pula dengan tanggungan mencerdasakan kehidupan santri plus kehidupan diri sendiri
Karena kita diberi amanah lain selain mengajar, bagian kesehatan dan bahasa (ada juga bagian lainnya)
Karena kita diberi amanah dadakan lainnya selain amanah wajib tadi dimana permasalahan selalu kompleks dengan penanganan ahli yang berbeda hampir tanpa solusi
Membuat prestasi pribadi tak maksimal,, ?? Nggak juga,,,
Hanya kita yang menentukan,,
Mau bekerja keras dalam segala amanah yang di beri dan memenuhi semua resolusi yang kita angankan,, atau hanya bersabar menahan lelah, capek, letih dan keluh??
Bekerja keras dengan kesabaran menunggu hasil
Deg-deg an sih iya,, deg-deg an dengan hasil keputusan yang telah aku pilih ini,,
Hasilnya? Kita yang menentuka dengan Allah SWT sebagai pemberi Ridho dari semua usaha kita
Semangat!!!
Wassalamu'alaikum
No comments :
Post a Comment