JADILAH SEBAIK-BAIK MANUSIA
(Yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi manusia
lainnya)
Hidup harus terus berjalan
Meski dalam keterbatasan
Meski lelah tetap bertahan
Dalam do’a-do’a kami panjatkan
Semangatmu tak pernah padam
Imspirasi kami siang dan malam
Naluri pemimpinmu amatlah tajam
Lengkapi idemu dan membuka jalan
.......
Kutipan
lagu yang berjudul “Ode Pimpinan” diatas mengandung sebuah kisah bermakna tinggi, menceritakan tentang sesosok
kiayi yang dengan ikhlas mengabdikan jiwa raganya untuk kelangsungan dan
perkembangan pondok. Sengaja dengan rasa bangga dan penuh harapan
diapresiasikan untuk Kiayi kita KH. Syukri Zarkasyi sebagai do’a bagi
kesembuhan beliau. Dalam keterbatasan fisiknya, beliau tetap berjuang mendukung
segala kegiatan pondok dan perkembangannya.
Pemimpin
cerdas dengan imbalan keikhlasan yang dengan segala ide cemerlangnya membuat
pondok bertahan dalam sistem nya yang kuat. Mendasarkannya pada nilai yang
bermutu. Serta penanaman jiwa pondok
pada setiap santrinya yang takkan pernah pudar.
Begitulah
beliau, selalu menjadi panutan yang tiada hentinya memberi inspirasi. Dari
nasihat-nasihat nya yang menggetarkan hati, selalu menjadi pedoman sepanjang
masa yang tak terlupakan. Salah satu kalimat yang sering diucapkannya dalam
setiap perkumpulan adalah
خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً
وَأَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia itu, ialah yang paling
baik budi pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi manusia
Sebuah suplemen ampuh dalam kiat
menjalani hidup. Terekam di otak dengan cepat, terngiang dalam fikiran
selamanya, dan mudah difahami maknanya tanpa penjabaran yang berat. Siapapun
akan cepat memahami dan mengetahui maksud dari kata mutiara tersebut. Namun,
penerapannya dalam kehidupan nyata merupakan sebuah kesulitan bagi siapa saja
yang belum memantapkan niatnya untuk menjadikan diri berbudi pekerti paling
baik dan dan paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
Marilah kita bandingkan, beliau sang
pimpinan pondok yang kini dalam segala keterbatasannya. Beliau masih berusaha
untuk mengkontribusikan dirinya dalam kemajuan kegiatan pondok layaknya dikala
sehat. Lalu, apalah hebatnya kita yang baru memulai suatu pekerjaan yang baik,
sudah menyerah karena kebosanan yang tidak karuan, niat tanpa adanya
perealisasian, dan tekad lemah yang terganggu disebabkan oleh hal-hal
tidak penting.
Sekarang, bukan saatnya bagi kita
untuk bermalas-malasan. Raih semua kebaikan dengan ketinggian budi pekerti yang
telah kita canangkan dalam hidup. Berlomba-lombalah dalam kebajikan. Rebut
semua pahala kebaikan yang ada dengan amal-amalan kita , tanpa rasa ragu
sedikitpun. Menuju Rido lillahi Ta’ala.
Buat diri kita bermanfaat untuk orang
lain dan lingkungan sekitar . Kesampingkan rasa egois yang muncul dari sisi
negatif diri kita. Tanamkan keikhlasan dalam jiwa, untuk modal hidup bahagia
sebagai mahluk sosial di dunia. Selalu berbagi dan bekerja sama tanpa adanya
tuntutan pamrih ataupun pamor. Dengan niat utama, yaitu menanamkan benih-benih
kebaikan, demi menumbuhkan pohon yang berbuah pahala melimpah guna menuju Ridho
Lillahi Ta’ala.
Tentu bukan suatu hal yang mudah untuk
menjadi mahluk sosial yang berusaha berbuat
baik kepada sesama . Karena tidak semua orang dapat menerima ramah perlakuan
baik kita. Ataupun sebaliknya, ada saja diantara mereka ynag berusaha
memanfaatkan kebaikan kita demi kepentingan dirinya. Itulah manusia, dengan
segala keanekaragamnnya dalam sifat dan tingkah laku. Sabar dan ikhlas, menjadi
kunci utama peningkatan mental dalam menghadapi itu semua.
Menjadi paling bermanfaat bagi manusia
lain merupakan hal yang mudah diucapkan, namun sulit untuk direalisasikan.
Keegoisan selalu menjadi tembok penghalang utama serta sifat dengki yang
senantiasa menggelapkan hati dengan segala noda-noda hitamnya. Itulah tantangan
dalam hidup, tak semudah membalikan telapak tangan. Hanya tekad yang kuat dan
pribadi yang hebat yang mampu menjadikan diri itu berguna bagi diri sendiri
terlebih orang sekitar. Bagi barang siapa yang mampu menaklukan tantangan
tersebut dengan kerendahan hatinya, niscaya Allah semakin memudahkan jalannya
menuju kemuliaan.
No comments :
Post a Comment