Hanya sebagian kecil bagian kehidupan yang menyebalkan. Membuat kesal, bebal dan sial. Kesal karena itu adalah sebuah tuduhan. Bebal karena selalu begitu keadaannya. Sial karena mungkin aku anggap ini bukanlah sebuah keberuntungan.
Tentang sebuah kerikil yang ada walaupun wujud aslinya seakan hilang, kerikil itu akan tetap ada namun dalam wujud yang berbeda. Kerikil yang menghambat jalanmu dan menyakitimu secara perlahan. Kerikil yang membuat luka kecil yang yang membekas. Kerikil yang membuatmu bungka dan tak habis fikir,, apakah kerikil selalu seperti itu??
Sesungguhnya tidak harus aku pertanyaan hal itu. Kerikil itu menghambat jalanmu namun juga memudahkan jalanmu. Karena dia rela untuk diratakan dengan tanah oleh sang traktor yang super gagah dan lebih menyakitinya. Kerikil yang kadang menghiasimu di setiap perjalanmu dan memberikan kritik tajam untuk mengembangkanmu dan membandingkan ketajamun sekarang. Selalu beradu dan berlomba, berselisih tanpa kasih, saling menuduh tanpa ampun, kiasan runcing dan memang menyakitkan.
Cukup...!!!
Walaupun kau berperan dalam hidupku, tapi kau bukan yang terpenting. Kau tak bisa mempengaruhiku. Dia sang kerikil yang akan terus mengelilIngi dan menguasaimu untukmu yang tak menjaga diri dan menguatkan pertahanan dari awa. Ketika kau sadar di akhir, saat semuanya terlambat, kita sudah tak bisa berkata dan berbuat apa-apa,, kecuali MENGHINDARINYA.
Impossible,, indeed. Because we're here, n we'll here for along time.
Ini artinya, aku harus menguatkan pertahanan diri untuk menghadapimu dan menjaga diri dari akal licikmu.
Lupa tentang satu hal, satu hal penting yang kamu punyai. Kau cerdas utuk kelicikanmua. Kau tahu keadaannya, kau penguasa perhatian, wahai kau sang pencari perhatian. Akal bulusmu,, sungguh Busuk!!
Masih tak merasa,,?? Atau emmang kau jadikan akal kerikilmu sebagai persenjataan diri,, Fuck of U?? Sure i do.
Protect my self from your poison.
Protect me Ya Allah!! AMIN.
No comments :
Post a Comment